Perbedaan UEFI dan Legacy BIOS dalam Pembuatan Bootable USB

Ragil Triatmojo 12/24/2016 6 Comments
Siapa yang biasa install atau dualboot bahkan multiboot Windows, Ubuntu, Kali Linux atau distro Linux lainnya? Tentu multiboot lebih asyik dengan UEFI kan. Nah dalam keperluan instalasi sistem operasi tentu kita harus tahu bagaimana perangkat keras kita bekerja dengan sistem operasi yang akan kita pasang. Namun setelah saya telusuri diberbagai grup dan forum masih banyak yang bingung antara boot mode UEFI dan Legacy BIOS. Memang sedikit menjengkelkan suatu grup penuh dengan pertanyaan seputar instalasi saja. Untuk mengurangi hal tersebut saya akan mencoba menjelaskan dengan se-sederhana mungkin apa perbedaan UEFI dan Legacy BIOS dalam keperluan instalasi sistem operasi.

  • UEFI (Unified Extensible Firmware Interface)

Sebenarnya UEFI adalah BIOS modern yang baru-baru ini lebih eksis penggunaannya ketimbang Legacy BIOS. Semua itu karena UEFI punya banyak kelebihan dibandingkan dengan Legacy BIOS, diantaranya :
  1. UEFI sudah mendukung kapasitas penyimpanan hardisk lebih dari 2 TB, sedangkan pada Legacy BIOS maksimal adalah 2 TB.
  2. UEFI mendukung tipe partisi GPT maupun MBR dimana GPT bisa menampung 128 partisi primer, sedangkan pada Legacy BIOS hanya dapat menjalankan tipe partisi MBR dengan 4 partisi primer maksimal.
  3. User interface UEFI lebih asik daripada Legacy BIOS karena pada UEFI kita bisa memilih menu pada BIOS dengan mouse dan keyboard. Sedangkan pada Legacy BIOS kita harus repot pencet-pencet keyboard. Namun masih ada beberapa vendor yang mengeluarkan produk yang mendukung UEFI namun tampilannya masih seperti Legacy BIOS.
  4. Bootloader pada UEFI terimpan dalam 1 partisi (ESP) dimana kita bisa mengatur sendiri ukuran partisi tersebut. Untuk hal ini jelas lebih mantap untuk multiboot beberapa OS. Lebih mantap karena tiap bootloader UEFI tidak saling bertumpukan seperti pada MBR namun pada UEFI akan menambahkan bootloader ke ESP apabila kita menginsall OS lain dengan moede UEFI.
Kembali ke permasalahan awal, dalam mode UEFI pada saat kita membuat USB Bootable atau dengan media lainnya kita harus memastikan beberapa hal, yaitu ;
  1.  Sebelum memutuskan akan menggunakan UEFI pastikan spesifikasi minimum komputer atau notebook mencukupi untuk menampung OS 64 bit. Kenapa? Karena UEFI hanya support OS 64 bit.
  2. Saat membuat media bootable pastikan pengaturannya berjalan untuk UEFI+GPT. Contohnya saja seperti berikut (perhatikan log filenya).
  3. Setelah pembuatan bootable selesai pastikan didalam bootable ada bootloader UEFI. Bootloader akan berada di partisi ESP dengan file system FAT32. Untuk hirarkinya sendiri akan seperti ini :
    Hirarkinya : ESP > EFI > Bootloader OS
  4.  Untuk langkah akir adalah pengaturan pada BIOS. Untuk BIOS yang paling utama adalah harus kita set agar booting mode UEFI. Sedangkan untuk pengaturan lainnya pastikan;
    • Secure Boot : Disable
    • USB Boot Support : Enable
    • CSM Support : Enable (Sebenernya opsional, tergantung bootloader yg dipake)
  5. Setelah semua siap tinggal kita eksekusi dengan hit boot ke USB, atau bisa juga atur boot order ke bootable yg kita buat lewat BIOS. 

  • Legacy BIOS

Untuk  Legacy BIOS sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan UEFI. Hanya saja kelebihan Legacy BIOS adalah support untuk OS 32 bit maupun 64 bit, dimana untuk spesifikasi yang belum maksimal untuk menjalankan OS 64 bit bisa menggunakan alternatif ini untuk berjalan di 32 bit. Untuk Legacy BIOS mungkin saya tidak perlu menjelaskan bagaimana cara membuat bootablenya, namun hanya akan saya jelaskan bagaimana membedakan booting dan bootable Legacy vs UEFI.

  1. Untuk bootable Legacy, bootloader OS biasanaya bernama bootmgr. File ini wajib ada untuk dapat booting ke OS Installer. Sedangkan UEFI menggunakan file ber-ektensi .efi.


  2. Pada pengaturan BIOS patsikan pilih Legacy Mode/CSM untuk booting menggunakan bootable untuk BIOS biasa.

Catetan penulis :


Jadi sebelum kita multiboot atau install ulang lebih baik kita pahami dulu sistem yang udah ada(apabila sudah terinstall suatu OS diperangkat). Namun jikalau pengen build dari awal mending kita planning ke depan, planning antara parisi sampai urutan penginstallan OS.

Pemerikasaan sistem yang udah jalan itu penting karena untuk menghindari human error, contoh;
  • Si A pengen dualboot OS W & K, tapi pas ditengah jalan OS gak bisa diinstall. Eh Si B usul method Y. Tapi ternyata method Y mengharuskan format partisi dimana Si A ga tau dan ternyata kehilangan data yg ada di HDD.
  • Si A udah punya OS W, dia pengen install OS U juga. Pas install OS U ternyata OS U ga bisa diload malah tetep ke OS W.
Pemeriksaaan ini juga bakal penting banget buat troubleshooting yg ada, soalnya kebanyakan orang nanya pemecahan masalah tapi gak nyebutin kronologi plus spesifikasi yang ada. So, jangan egois kalo nanya tapi sertakan pula kronologi, settingan hardware plus software.

Untuk multiboot Windows & Distro Linux urutan versi gampangnya adalah Windows terlebih dahalu kemudian Distro Linux. Itu berlaku untuk Legacy Mode. Untuk UEFI saya coba dibalik-balik tidak masalah karena pada BIOS ada menu untuk menunjuk bootloader mana yang akan digunakan.

Mungkin cukup itu saja yang saya sampaikan untuk menambah pengetahuan temen-temen. Apabila ada tambahan atau pertanyaan mungkin kalian bisa PM saya via Facebook. Untuk artikel selanjutnya mungkin saya akan posting tentang Multiboot beberapa OS mode UEFI


Read More